IMPLEMENTASI METODE BERMAIN PLAYMAT UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK KASAR MELOMPAT ANAK USIA DINI (Studi Kasus Kelompok B di PAUD Cendrawasih 8 Gekbrong

Authors

  • Wahyudin STAI Al-Ittihad
  • Qudsi Mutawakil Husaini STAI Al-Ittihad
  • Dewi Mulyani STAI Al-Ittihad

DOI:

https://doi.org/10.62495/jpime.v2i2.28

Keywords:

Metode Permainan Playmat, Motorik Kasar, Anak Usia Dini

Abstract

Penelitian ini berjudul implementasi metode bermain playmat untuk meningkatkan pada motorik kasar melompat kanak-kanak usia dini (Studi Kasus kelompok B pada PAUD Cendrawasih 8 Gekbrong). Kemampuan gerakan anak untuk berkembang dan tumbuh seiring dengan bertambahnya usia otot dan saraf mereka dikenal sebagai perkembangan motorik kasar. Perkembangan ini akan terus berlanjut, tergantung pada usia anak. Kemampuan motorik kasar anak memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka secara keseluruhan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa masalah dan keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan kemampuan motorik kasar dan halus memengaruhi sekitar 45% anak di negara berkembang. Kekurangan ini mengganggu koordinasi, kontrol, dan cara otot-otot dalam tubuh saling berhubungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara menggunakan pendekatan playmat untuk membantu keterampilan motorik kasar anak kecil, yaitu melompat. Studi kasus dan metodologi kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data meliputi dokumentasi, wawancara, dan observasi. Kesimpulan penelitian adalah bahwa playmat dapat digunakan secara efektif untuk membantu anak kecil di kelompok B PAUD Cendrawasih 8 Gekbrong mengembangkan keterampilan motorik kasar mereka dalam melompat. Guru telah berhasil memasukkan permainan playmat, dan anak-anak tampak bersenang-senang saat memainkan permainan mereka. Permainan playmat yang membantu anak-anak usia dini di PAUD Cendrawasih 8 mengembangkan kemampuan motorik kasar mereka dalam melompat didukung oleh aspek-aspek yang berkaitan dengan pola makan dan gizi serta unsur-unsur yang berkaitan dengan kematangan atau kesiapan fisik atau psikologis. Pengaruh yang menghambat meliputi hal-hal yang terjadi di lingkungan sekolah, seperti ketika anak-anak bercanda atau saling mendorong, yang mungkin berdampak pada satu sama lain.

Published

2024-08-25